berita

BANK INDONESIA: Perbankan syariah didorong bersinerji dengan Baitul maal wat tamwil

Bank Indonesia akan semakin mendorong perbankan syariah meningkatkan sinergi dengan lembaga keuangan mikro berbasis syariah (Baitul maal wat tamwil).

Deputi Direktur Departemen Perbankan Syariah BI Nasirwan menyebutkan upaya ini dibuktikan melalui kerja sama BI dengan World Bank mengembangkan skema linkage Baitul maal wat tamwil (BMT) pada tahun depan.

“Kami mendukung bank syariah yang aktif salurkan pembiayaan berskema linkage kepada BMT karena semakin menjangkau nasabah dari kalangan masyarakat menengah ke bawah,” papar Nasirwan, Senin (3/12/2012).

Menurut Nasirwan, aktivitas bisnis linkage ke BMT turut mendukung implementasi financial inclusion yang tengah digiatkan bank sentral.

Adapun, pengamat perbankan syariah Adiwarman Karim, memproyeksi jumlah bank umum syariah yang menyalurkan pembiayaan melalui BMT akan meningkat meskipun nilainya tidak sebesar bank-bank sebelumnya.

“Tetapi, masih jadi polemik karena RUU Lembaga Keuangan Mikro belum disahkan sehingga belum jelas pengawasan LKM dan BMT seperti apa,” ujar Adiwarman.

About bdsindonesia

Hadir dan Mengalir, untuk memajukan UMKM Indonesia melalui BDS / Business Development Services.

Diskusi

3 respons untuk ‘BANK INDONESIA: Perbankan syariah didorong bersinerji dengan Baitul maal wat tamwil

  1. Peluang dan tantangan bagi para praktisi per-BMT-an

    Posted by M Muttaqin | 5 Desember 2012, 11:13 pm
  2. persinerjian perbankan syariah dengan BMT atas dorongan BI : ya suatu langkah maju yang lebih ber keadilan,sehingga dapat lebih mendorong bagi mengembangkan segmen ekonomi kerakyatan
    ,apalagi jika di dorong juga untuk mengembangkan bank syariah dan BMT syariah dengan profit/los sharing (yang kongkrit/tidak slogan) diharap UMKM yang berjumlah (99,99% dari 45 juta pengusaha di Indonesia) akan jauh lebih berkembang sehingga diharapkan akan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat

    karena…, salah satu permasalahan penting dalam ekonomi kita dengan model konvensional bank selama ini adalah bahwa jumlah dana kredit lebih tersalur kepada debitur usaha konglomerat (usaha besar),padahal
    sumber pendanaan bank (obtaining of fund) lebih banyak bersumber dari masyarakat menengah kebawah, dengan hanya memberi tingkat bunga yang fix (tetap/tertentu) oleh konglomerat jika ia meminjam kepada bank konvensional artinya bahwa keuntungan konglomerat jauh lebih besar sementara yang dikeluarkan sebagai cost of production adalah bunga yang kecil (apakah ini ber keadilan?), ya kalo konglomerat tersebut memiliki moral yang tinggi untuk mengeluarkan CSRnya tentu sangat baik.

    dengan lebih memperhatikan kebutuhan kredit bagi UMKM melalui BMT diharapkan ini jauh lebih baik,karena sudah terbukti saat krisis moneter dan ekonomi tahun 1997 bahwa bumfer ekonomi kita dari kefailitan ekonomi Indonesia adalah UMKM, sementara usaha besar banyak yang kolap juga bank konvensional yang terpaksa disuntik dengan BLBI (700 trilyun)sehingga menjadi beban bagi rakyat. ya …. agar tidak mengulangi masuk kelubang kesalahan yang sama para pengambil kebijakan harus lebih berkommitmen kepada ekomoi kerakyatan, semoga..

    Posted by rizal agus,medan | 10 Desember 2012, 4:25 am

Tinggalkan Balasan ke rizal agus,medan Batalkan balasan

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.